Pengertian
Pengolahan tekanan
tinggi atau lebih dikenal dengan istilah High Pressure Processing (HPP)
adalah metode pengolahan makanan dimana makanan mengalami tekanan tinggi
(hingga 600 Mpa, atau 87.000 pound per inch persegi (psi) atau sekitar
6.000 atmosfer) dengan atau tanpa
penambahan panas untuk inaktivasi mikroba atau untuk mengubah atribut pangan
untuk mendapatkan kualitas yang diinginkan konsumen. Tekanan diberikan pada waktu tertentu
biasanya sekitar 3-5 menit.
Mekanisme
HPP mempengaruhi ikatan non kovalen (hidogen, ionik dan ikatan hidrofobik),
pada dasarnya ikatan non kovalen sangat sensitif terhadap tekanan yang berarti
bahwa komponen makanan yang memiliki berat molekul rendah (yang bertanggung
jawab terhadap nutrisi dan karakteristik sensoris) tidak terpengaruh, sedangkan
komponen makanan yang memiliki berat molekul tinggi (struktur tersier yang
menentukan sifat fungsional) sensitif. Beberapa ikatan kovalen spesifik juga dimodifikasi oleh
tekanan. Prinsip lain dari HPP adalah isostatic principle yang menjelaskan
bahwa transmitansi tekanan adalah seragam dan seketika (tergantung ukuran dan
geometri bahan pangan). Produk yang akan diproses HPP biasanya dikemas dengan
dalam wadah yang fleksibel (botol plastik).
Efek HPP
Efek mematikan dari
tekanan tinggi pada bakteri karena beberapa proses yang berbeda yang terjadi
secara bersamaan. Faktanya, kerusakan membran sel dan inaktifnya enzim termasuk
yang berperan dalam replikasi DNA dan transkripsi diperkirakan berperan penting
dalam inaktivasi. Membran sel umumnya dianggap sebagai target utama kerusakan
oleh tekanan. Membran terdiri dari fosfolipid bilayer dengan permukaan
hidofilik di bagian luar (terdiri oleh asam lemak) dan permukaan hidrofobik
bagian dalam (terdiri dari gliserol). Tekanan menyebabkan pengurangan volume membran bilayer dan luas
penampang per molekul fosfolipid.
Hal ini mempengaruhi permeabilitas membran sel yang dapat mengakibatkan
kerusakan sel atau kematian. Efek HPP dapat terlihat pada :
-
Spora bakteri
Spora
bakteri bisa sangat tahan terhadap tekanan tinggi sama dengan ketahanannya
terhadap perlakuan fisik seperti panas dan iradiasi. Akan tetapi, tekanan
rendah atau sedang akan lebih efektif daripada tekanan tinggi. Inaktivasi spora
dapat dilakukan melalui 2 langkah. Langkah pertama yaitu perlakuan tekanan yang
dapat menyebabkan germinasi atau aktifnya spora. Sednagkan langkah kedua yaitu
perlakuan tekanan yang akan membunuh spora tersebut. Selain itu, penggunaan
panas sebelum atau sesudah pressurization dapat meningkatkan efek pembunuhan
terhadap spora bakteri.
-
Sel vegetatif
Bakteri
Gram positif berbentuk kokus seperti Staphylococccus aureus, cenderung
lebih tahan terhadap tekanan daripada bakteri Gram negatif seperti Salmonella
spp. Akan tetapi, ada pengecualian untuk aturan umum ini. contohnya Escherichia
coli O157:H7 relatif tahan terhadap tekanan. Perbedaan respon terhadap
tekanan antara bakteri Gram positif dan Gram negatif adalah lebih kompleksnya
struktur membran sel bakteri Gram negatif yang membuatnya lebih rentan terhadap
perubahan lingkungan yang disebabkan oleh tekanan. Dinding sel bakteri Gram
negatif terdiri dari membran dalam dan luar dengan lapisan tipis peptidoglikan
diantaranya. Sedangkan dinding sel bakteri Gram positif kurang kompleks dengan
hanya sebuah membran plasma dalam dan peptidoglikan yang tebal di bagian luar
yang menyusun hingga 90% dari dinding sel.
Sel
vegetatif bakteri cenderung menjadi sangat sensitif terhadap tekanan saat
berada pada fase pertumbuhan eksponensial dan sangat resisten pada fase
pertumbuhan stasioner. Ketika bakteri memasuki fase stasioner, bakteri tersebut
dapat mensintesis protein yang dapat melindungi sel terhadap berbagai kondisi
yang merugikan seperti suhu tinggi, konsentrasi garam yang tinggi dan tekanan
oksidatif. Belum diketahui apakah protein tersebut dapat melindungi sel dari
tekanan tinggi tetapi hal ini dapat menjelaskan tentang peningkatan resistensi
pada fase stasioner.
-
Yeast dan Kapang
Yeast
tidak berhubungan dengan food borne disease namun dapat menyebabkan food
spoilage karena kemampuannya hidup pada Aw rendah dan makanan yang
mengandung pengawet dengan konsentrasi tinggi. Yeast relatif sensitif terhadap
tekanan tinggi. Sedangkan kapang ada yang menyebabkan food borne disease
karena mampu menghasilkan mikotoksin. Namun mikotoksin tersebut dapat
terdegradasi seiring dengan tingginya tekanan yang diberikan seperti pada
patulin, mikotoksin yang dihasilkan oleh spesies Aspergillus, Penicillium, dan
Byssochlamys.
-
Nutrisi bahan
pangan
HPP
tidak terlalu berpengaruh pada nutrisi bahan pangan karena dalam sistem HPP
tidak menggunakan panas atau meskipun dikombinasikan dengan panas, bukan
menggunakan suhu yang tinggi. Selain itu tekanan yang diberikan ke bahan pangan
tersebar secara merata dan kontinu.
Tekanan
tinggi memiliki efek yang sedikit terhadap kandungan vitamin dalam bahan
pangan. Asam askorbat pada kacang hijau dapat dipertahankan kandungannya yaitu
82% setelah diberikan tekanan tinggi 900 MPa, 20oC selama 5±10
menit. Namun, jika tekanan tinggi (850 MPa) dikombinasikan dengan suhu tinggi
(hingga 80oC) dapat menyebabkan penurunan asam askorbat, vitamin A
dan karoten, vitamin B, E, dan K.
-
Enzim
HPP
juga memiliki efek pada kerja enzim yang terdapat pada bahan pangan. Umumnya
enzim mengalami inaktivasi jika diberikan perlakuan tekanan tinggi. Namun
inaktivasi tersebut terjadi pada tekanan yang berbeda-beda. Misalnya saja
pectinase dan polygalacturonase yang dapat menyebabkan perubahan tekstur dan
cloudy pada jus dapat diinaktivasi pada tekanan antara 150-1200 MPa. Inaktivasi
terjadi secara antagonis antara tekanan dan suhu. Kombinasi suhu rendah dan
tekanan tinggi memberikan hasil yang efektif. Inaktivasi terjadi secara cepat
pada media asam.
Aplikasi
HPP terhadap produk pangan
HPP
tidak dapat diterapkan untuk semua jenis bahan pangan, hanya makanan yang
berbentuk cair dan padat. Makanan dengan kandungan asam tinggi cocok diolah
menggunakan HPP. Sedangkan makanan dengan kandungan asam rendah seperti susu,
sayuran atau sup tidak cocok diolah dengan HPP karena kemungkinan adanya spora
pathogen di dalam bahan makanan tersebut. HPP tidak mampu membunuh spora
pathogen yang ada pada makanan berasam rendah. Selain itu, makanan yang
diproses dengan HPP harus mengandung air dan tidak mengandung kantong udara
internal. Bahan makanan yang mengandung udara terperangkap seperti stroberi
akan hancur dibawah tekanan tinggi, dan padatan kering tidak memiliki
kelembaban yang cukup untuk membuat HPP efektif membunuh mikroba. HPP telah
diterapakan di beberapa Negara seperti Jepang, Amerika Serikat, Inggris dan
Perancis.
-
Jus buah
Jus buah
diberikan perlakuan tekanan tinggi sekitar 400 MPa pada suhu ruang bertujuan
untuk inaktivasi mikroorganisme (sampai 106 CFU/g) dan inaktivasi
parsial pectinmethylesterase.
-
Produk berbasis
daging dan ikan
Produk berbasis
daging dan ikan diberikan perlakuan tekanan tinggi antara 250-500 MPa yang
bertujuan untuk mempercepat pematangan, mempercepat tenderisasi, meningkatkan
umur simpan, dan inaktivasi mikroba.
Peralatan
(equipment) dari HPP
Komponen utama dari
sistem HPP adalah pressure vessel, transmisi tekanan medium dan sarana untuk
menghasilkan tekanan. Air digunakan sebagai media penekan. Air biasanya
dipisahkan dari makanan dengan menggunakan flexible barrier. Kebanyakan bejana
penekan (pressure vessel) terbuat dari paduan baja tarik tinggi ‘monoblocs’
(ditempa dari sepotong material), yang dapat menahan tekanan 400±600 MPa. Di
dalam operasi, setelah udara dihilangkan, media penekan (baik air atau minyak)
dipompa dari reservoir ke dalam pressure vessel (bejana penekan) menggunakan
pompa penekan sampai tekanan yang diinginkan tercapai. Kontrol suhu dalam
operasi komersial dapat dicapai dengan memompakan media pemanas atau pendingin
melalui selubung yang mengelilingi bejana penekan. Suhu yang konstan
diinginkan, tetapi jika diperlukan perubahan suhu secara teratur maka perlu
dipasang internal heat exchanger.
Di dalam sistem HPP
juga terdapat pompa. Pompa normal tidak mampu mencapai tekanan yang diinginkan
untuk sistem HPP. Oleh karena itu, pompa hidrolik standar digunakan untuk
menggerakkan pompa tambahan, yang berisi sebuah piston besar yang bergerak maju
mundur oleh minyak hidrolik dalam sebuah pompa silinder bertekanan rendah.
Piston besar memiliki dua piston kecil yang terhubung, masing-masing sisi
bergerak dalam silinder bertekanan tinggi. Rasio area piston besar dan kecil
dan tekanan pompa hidrolik memberikan multiplikasi tekanan dilihat dari output
silinder bertekanan tinggi. Piston bertekanan tinggi memompa air yang digunakan
sebagai medium untuk menekan. Tekanan dan volume output dari pompa tambahan tergantung
pada keseluruhan ukuran piston dan tekanan hidrolik.

Gambar
Pressure Vessel
Terdapat dua sistem dalam HPP yaitu :
1.
Sistem kontinu
Sistem kontinu memompakan bahan pangan
seperti jus buah melalui 3 atau lebih pressure vessel (isolator) kecil yang
disusun secara paralel. Masing-masing bejana (vessel) secara otomatis
dioperasikan ‘out of phase’ dengan yang lainnya sehingga memberikan output yang
maksimal. Jus yang dipompa ke dalam vessel pada tekanan rendah memaksa piston
turun. Dengan katup tertutup, pompa tekanan tinggi digunakan untuk memompa air
dibawah piston, sehingga memaksanya naik dan menekan jus. Setelah tekanan dan
waktu diatur sesuai dengan yang diinginkan, air dibuang dan jus yang telah
selesai di treatment dipompa keluar melalui lini produksi. Dalam sistem ini
menerapkan ‘clean in place’ (CIP), keseluruhan sistem produksi dapat
dibersihkan dan disterilkan secara bersamaan. Sistem ini cocok untuk produk
yang dapat dipompa seperti jus, puree, saus, sup dan smothies.

Gambar ‘Continous’
System
2.
Sistem batch
Ketika bahan pangan berkadar air tinggi diberi
tekanan tinggi sampai 600 MPa, hal ini akan mengurangi volume sampai 10-15%,
tergantung tipe dan struktur bahan pangan. Media penekan adalah air, kemasan
bahan pangan harus mampu mencegah masuknya air dan berkurangnya volume.
Bahan-bahan flesksibel biasanya sering digunakan seperti botol plastik, kemasan
vakum dan kemasan pouch. Sistem batch ini ideal digunakan untuk bahan pangan
cair dan padat seperti daging, guacamole, ikan dan sereal.
Baik
sistem batch dan continous dioperasikan dengan mesin dan dikontrol dengan PLC standar.

Gambar
‘Batch’ System
Kelebihan dan
kekurangan HPP
Kelebihan HPP :
-
Dapat
mempertahankan tekstur dan rasa segar produk seperti jus buah, ikan, saus,
guacamole dan daging yang dimasak.
-
Meningkatkan
keamanan mikrobiologis dan umur simpan mealui inaktivasi mikroba pathogen dan
pembusuk dan juga beberapa enzim.
-
Konsumsi energi
rendah
-
Minimal efluen
-
Tekanan
isostatik seragam dan distribusi suhu adiabatik menjangkau seluruh produk tidak
seperti pengolahan termal
- Input panas minimal, sehingga dapat
mempertahankan kesegaran produk
-
Produksi
pangan baru seperti produk gel dan modifikasi sifat dari makanan yang ada
seperti susu dengan peningkatan sifat foaming.
-
Penghematan
tenaga kerja
Kelemahan HPP:
-
Biaya awal
peralatan yang tinggi
-
Regulasi pangan
tentang produk pangan yang diproses menggunakan HPP
DAFTAR
PUSTAKA
Brennan, James. G. 2006. Food Processing
Handbook. Wiley-VCH : Germany
Tewari,
Gaurav, Vijay K. Juneja. 2007. Advance In Thermal and Non-Thermal Food
Preservation. Blackwell Publishing : USA
Zeuthen,
Peter and Leif Bogh-Sorensen. 2000. Food Preservation Techniques. CRC
press : New York